HELLODEPOK.COM – Menko Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam), Mahfud MD menyatakan tidak mudah untuk mengidentifikasi buzzer di media sosial. Pasalnya, mereka kerap menyerang secara random.
“Buzzer itu kan sulit diidentifikasi ya. Kadang kala setiap orang menjadi buzzer untuk siapa pun,” ujar
“Kadang kala A menjadi buzzer untuk nyerang B, besoknya sudah nyerang si C, dan itu silang.”
“Jadi itu kalau semuanya dilarang, itu bisa ribuan, setiap hari orang disebut buzzer,” sambungnya.
Baca Juga:
Gibran Rakabuming Raka Tanya Soal Inflasi Hijau di Debat Cawapres, Mahfud MD Enggan Menjawab
Soal Penyelidikan Mengenai Isu Kebocoran Putusan MK, Kapolri: Sesuai dengan Arahan Menko Polhukam
Baca artikel menarik lainnya, di sini: Gibran Rakabuming Raka Jadi Juru Kampanye Ganjar Pranowo yang Diusung PDIP pada Pilpres 2024
Mahfud menegaskan, hingga kini belum ada yang bisa membuktikan para buzzer yang kerap dikaitkan dengan tujuan tertentu diorganisir dan dibiayai.
“Yang disebut buzzer resmi yang katanya dibayar itu, itu selalu katanya-katanya. Ketika ditanya siapa yang bayar, siapa yang mengorganisir, tidak ada yang bisa membuktikan juga,” tuturnya.
Menurut Mahfud, pemerintah pun hingga saat ini belum bisa menindak buzzer-buzzer tersebut karena berpotensi menimbulkan anggapan adanya pembungkaman kebebasan berpendapat.
Baca Juga:
3 Nama Pejabat Ini Dinilai Cocok Menjadi Cawapres untuk Anies Baswedan, Salah Satunya Mahfud MD
Menko Polhukam Mahfud MD Ungkap Perbedaan Kecurangan Pemilu di Masa Orde Baru dengan Saat Ini
“Kalau orang buat berita yang tidak sopan lalu di takedown lah istilahnya.”
“Tetapi kan susah ya, kalau begitu nanti bisa dituntut juga, pemerintah yang melanggar UU ITE,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Mahfud mengajak masyarakat untuk memiliki kesadaran agar tidak mudah percaya terhadap informasi di media sosial.
“Mari kita bangun kesadaran masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap berita-berita, terutama kalau akun-akun yang tidak jelas itu tiba-tiba muncul ini, muncul itu yang tidak jelas,” tukasnya.***