HELLODEPOK.COM – Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menegaskan suatu negara, dapat rusak manakala mereka yang berkuasa dan berpengaruh terus bertikai
Meskipun dia memiliki sumber daya alam yang melimpah, Prabowo Subianto mencontohkan perang saudara di Sudan.
“Ada negara yang kaya. Sudan itu kaya, punya minyak, punya gas, punya emas.”
“Perang saudara. Ibu kotanya perang sampai sekarang. Jenderal lawan jenderal.”
Baca Juga:
Polemik Publikasi Pemerintah Jawa Barat, KAWANI Sikapi Etika dan Propaganda Gubernur Dedi Mulyadi
“Bayangkan kita bersyukur jenderal-jenderal kita selalu ingat dia menjadi jenderal karena rakyat.”
Baca artikel menarik lainnya, di sini: Ini Jawaban Prabowo Subiato Kalau Ditanya Apakah Puas dengan Hasil Pemilu 2014, dan Pemilu 2019
“Dia harus membela rakyat, mengabdi kepada rakyat. Kalau ego, kalau haus kekuasaan, negara yang kaya bisa rusak,” kata Prabowo Subianto.
Prabowo menyampaikan hal itu saat acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI) 2023 di Jakarta, 7 Juli 2023.
Baca Juga:
8 Santriwati Jadi Korban, Pimpinan Ponpes di Soreang Dicokok Polisi atas Dugaan Pencabulan
Unggah Meme Bergambar Presiden Prabowo Subianto di Media Sosial X, Polisi Tangkap Perempuan SSS
Oleh karena itu, Prabowo Subianto pun menegaskan penting menjaga kerukunan, termasuk diantaranya kerukunan antar elite di Indonesia.
Menurut Prabowo Subianto, Indonesia dapat menjadi negara yang berhasil mewujudkan cita-citanya apabila para elitenya rukun dan bekerja sama.
“Kita punya potensi. Kita punya kekayaan. Kita punya segalanya untuk kita tinggal lepas landas, take off.”
“Tetapi ada syaratnya, intinya syaratnya adalah para elite, para pemimpin harus bisa rukun.”
Baca Juga:
Jabar Media Circle Dukung Sikap Tegas Gubernur Jabar yang akan Bubarkan Ormas yang Meresahkan
Minta Tinggalkan Mental ”Kumaha Engke’, Ini Alassn Presiden Prabowo Subianto Sampaikan Pesan Itu
“Para pemimpin harus bisa kerja sama. Para pemimpin harus bisa bekerja dengan baik bersama.”
“Harus bisa saling memahami, saling mengerti, saling mengalah. Kuncinya itu,” kata Prabowo Subianto.***